Tangisan Abu Bakr r.a.



Hasil gambar untuk air mata
http://majalahmasajid.com

Abu Bakr r.a termasuk sahabat yang banyak menangis. Setiap kali mendengar Al-Qur’an dibacakan ia pasti menangis. Arfaja r.a meriwayatkan bahwa Abu Bakr r.a. berkata “Siapa yang bisa menangis dengan tulus, lakukanlah. Orang yang tidak bisa melakukannya, paling tidak berupayalah menyerupai orang yang menangis.”1
Abdullah ibn  Amr menceritakan bahwa Abu Bakr r.a. sedang duduk ketika turun ayat: “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat.”2 Saat mendengar ayat itu dibacakan, ia menangis keras. Rasulallah bertanya, “Wahai Abu Bakr, mengapa engkau menangis?” Abu Bakr r.a. berkata, “ Ayat ini membuatku menangis.”
Kemudian Rasulallah saw. Bersabda, “ Seandainya kalian tidak berbuat kesalahan dan dosa, Allah akan menciptakan suatu kaum yang berbuat kesalahan dan dosa (tetapi kemudian bertaubat), lalu Allah mengampuninya.”3
Ismail ibn Awsad menceritakan bahwa Abu Bakr r.a. berkhutbah satu tahun setelah Nabi saw. Wafat. Ia berkata, “Tahun lalu Rasulallah saw. Berdiri ditempatku berdiri sekarang ini” lalu tiba-tiba ia menangis sebelum menyelesaikan ucapannya. Setelah tangisannya reda, ia melanjutkan “Rasulallah saw. Berkata seperti ini dalam khutbahnya: berpegang teguhlah kepada kejujuran, karena kebaikan bersama kejujuran. Keduanya ada disurga. Hindarilah kebohongan, karena kebohongan bersama maksiat. Keduanya ada di neraka. Mintalah kesehatan dari Allah, karena nikmat sehat ada setelah nikmat iman. Jangan putuskan silaturahim, jangan berpaling dari sesama, jangan mendengki, jangan memusuhi sesama. Jadilah bersaudara wahai hamba-hamba Allah.”4
Zaid ibn Arqam r.a. menuturkan bahwa suatu saat para sahabat duduk disamping Abu Bakr r.a., yang kemudian meminta sesuatu untuk minum. Seseorang membawakan untuknya air dicampur madu. Ketika bibir Abu Bakr menyentuh gelas minuman, ia menangis bersedu-sedu sehingga membuat semua orang yang ada disana ikut menangis. Beberapa lama kemudian para sahabat lain diam, tetapi Abu Bakr masih menangis. Ia masih terus saja menangis sehingga orang-orang tidak bisa menanyakan alasannya. Maka, saat tangisannya reda, dan ia mengusap matanya, mereka bertanya, “Wahai khafilah Rasulallah, kenapa kau menangis?”
Abu Bakr menjawab, “ Suatu ketika saat aku bersama Rasulallah saw., beliau mengusir sesuatu dengan tangannya, tetapi aku tidak melihat seorangpun disana. Aku bertanya “ Wahai Rasulallah, apa yang barusan kau usir?” Beliau bersabda, “Dunia ini memperlihatkan dirinya kepadaku, dan aku berkata kepadanya, “Jauhilah aku.” Lalu dunia menoleh kepadaku dan berkata, “Mungkin engkau selamat dariku, tetapi generasi-generasi sesudahmu tidak akan selamat dariku.”5
                                                               Dikutip:
                                                              _Tertawa Bersama Al-Qur’an, Menangis Bersama Al-Qur’an_
1 Syu’ab al-iman, II, 240
2 Q.S. Al-Zalzalah (99):1
3 Majma’ al-zawaid, VII, 141
4 Makarim al-Akhlak, h.100-101; Dzamm al-Kidzb wa ahlih, Abdullah ibn Muhammad al-Bagdadi, h.15
5 Kitab al-Zuhd, h.27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hawa Mengenali Adam: Tulang Rusuk Mengenali Siapa Pemiliknya

11 juni 2020

belajar