pesan rahasia




Aku Syifa, lengkapnya Nursyifa. Aku adalah sosok periang tapi sedikit JAIM (Jaga Image) he………
Saat pertama aku masuk sekolah tepatnya di SMAN Plus Teladan, Aku merasa aneh karena inilah sekolah yang di idam-idamkan sahabatku tapi sayang mereka tidak di terima di sekolah ini, ya memang cuma Aku dan Aisyah saja yang di terima di sekolah favorit ini. Ini adalah hari pertama Aku dan Aisyah mengikuti kegiatan MOS, kegiatan pertama ini akan ada yang membimbing, tepatnya senior kami. Di fikirku menerka-nerka bahwa siapalah senior yang akan membimbingku, di tengah lamunan yang mengiang-ngiang di khayalku Aisyah menghampiri dan membuyarkan lamunanku
“Hayo ngelamunin apa ni???????????” kejut Aisyah
“Astaghfirullah……………… kamu ada-ada saja, Aku ngelamunin…………….. Apa ya Aku juga gak tau!! Hehehe” Candaku
“Ada-ada saja nih, jangan banyak melamun donk tidak baik tau” Nasehat Aisyah
“Terima kasih telah mengingatkan, kawan terbaikku”jawabku
“Sama-sama,oh ya! sudah waktunya masuk belum sih?”Tanya Ia
“Mmm………… Coba kita ke kelas saja” ucapku
“Betul…Betul…Betul!!!!!!!!!!!!he……………..” Candanya. Aku hanya tersenyum saja dengan ucapan yang sedang trendy di kalangan remaja sekarang. Di tengah jalan Aku melihat sekolah yang akan Aku tempati ini karena terlalu mengamati akhirnya Aku tak sadar bahwa ada seseorang yang di depanku yang berjalan dan akhirnya “Bruk………..” Aku pun terjatuh tetapi seorang yang aku tabrak itu tidak terjatuh karena tubuh Ia tinggi dariku meski posturnya tidak terlalu besar.
“Maaf ya?” Tanya Ia
“Tak apa, ini memang salah saya” jawabku
“Terima kasih” Ucapnya bersamaan dengan perginya Ia. Kala itu lidahku kaku dan kelu baru pertama kali ini hatiku berdebar dan badanku gemetar apa ini yang dinamakan ‘CINTA’ Aku tak dapat pahami itu karena Aku tak tahu apa itu cinta karena sewaktu SMP dahulu Aku masuk di sekolah khusus Putri dan tak ada seorang putra pun termasuk Guru. Di sepanjang perjalanan Aku selalu memikirkan hal itu dan tepatlah Aku dan Aisyah berada di depan kelas yang akan kami tempati.
“Huh……. Akhirnya sampai juga,ternyata lumayan jauh juga ya kelasnya?”keluh Aisyah, Aku hanya terdiam karena masih mengingat hal tadi. “Fa, kenapa diam terus?”Tanya Aisyah sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. “Apa Isyah?” Tanyaku, “Kamu ini kenapa sih dari tadi di Tanya diam saja?” omelannya. “Maafkan Aku tadi sedang tidak konsentrasi”ngelesku
“Ya sudahlah tak apa, ayo kita masuk?”ajaknya, Aku hanya mengikuti alunan langkah kaki Aisyah.
Semilir angin membawaku pada waktu yang terus bergulir diiringi tangisan hujan yang membasahi bumi. Tak terasa waktu telah menunjukan jam 8 dan inilah waktunya perkenalan bagi kami teman sekelas, yang membuatku semakin penasaran adalah siapakah yang menjadi pendamping kami? .
Tak beberapa lama datanglah 4 Orang senior yang terdiri dari 2 putra & 2 putri dan yang membuatku kaget adalah seseorang yang Aku tabrak tadi ternyata senior yang akan membimbingku.
“Asalamu’alaikum…………………………………. Apa kabar semua?” Tanya salah seorang dari mereka
“Wa’alaikumsalam, Alhamdulilah baik !!!!!!!!!!!!!!!” jawab kami serempak
“Sudah kenal dengan kami?”Tanya Ia lagi
“Belum”jawab kami
“Baiklah kami akan memperkenalkan diri, dimulai dari siapa dulu ya?”Tanya kembali
“Kakak dulu saja” jawab dari salah satu kami
“Oke…….. Oke Perkenalkan nama saya M.Rizal Nawawiey panggil saja Ka Izal”perkenalan pertamanya dan diteruskan dengan rekan-rekannya yang lain
“Saya Nurjanah”perkenalan ke-2
“Saya Siti Salamah”perkenalan ke-3
Dan inilah perkenalan ke-3 yang Aku tunggu-tunggu seseorang yang tadi bertabrakan denganku jantungku berdebar saat Ia mengucapkan namanya
“Dan saya adalah M. Maulana Ahyil irham, Adik-adik dapat panggil kakak ka Irham”
Terasa bahagia saat mendengarkan suara lembutnya, terdengar dentuman hati yang bergenderang merdu ketika lantunan kata yang Ia lontarkan ‘Oh…………. Ada apakah dengan hatiku ini mengapa seperti ini Ya rabb apa kah yang ku rasa?’ Itulah lontaran bait kata yang menelusup di rongga hatiku kini. Setelah tahap perkenalan selesai kami pun di bagi kelompok dan di kelompokku Idwan lah yang menjadi ketua dan Aku adalah wakilnya tetapi yang menjadi pendamping kami bukanlah Ka Irham tapi Ka Izal sementara Aisyah di dampingi oleh Ka Irham, betapa irinya hatiku ini.
Meski begitu Aku tetap ceria mengikuti kegiatan MOS ini karena inilah kegiatan awal yang harus Aku ikuti, beberapa hari berlalu akhirnya sampailah pada hari terakhir kegiatan MOS.

        ****************************************************
“Sudah 3 hari kita lalui kegiatan ini dan Alhamdulillah berjalan dengan baik, Terima kasih atas kerja samanya Adik-adikku semoga kalian betah untuk menuntut ilmu di sini jadikan selama 3 hari kemarin sebagai sebuah pembelajaran ya”nasehat Ka Izal
“Inzyaallah ka…………….”jawab serempak
“Dari kalian sendiri apakah ada pesan dan kesan?
“Ada Ka” Salah satu dari kami mengajukan diri
“Silahkan”jawabnya
“Saya mewakili teman-teman, pesan kesan selama ini akan Saya tuangkan pada beberapa bait puisi:
Bahagia adalah kisah-kasih yang kami alami
Ceria adalah hiasan pelangi yang mewarnai hari
Duka merupakan garam yang membuat kita lebih tegar menghadapi hidup ini
Tapi semua ini tak akan terpatri jikalau rasa bersama memudar
    Sahabat kenanglah suka duka walau perih
    Walau membekas di hati
    Tapi jadikan ini pembelajaran abadi
    Demi kebahagiaan masa depan yang menanti
Itulah penggalan suasana hati kami, dan terima kasih atas bimbingan kakak semua selama kegiatan ini
Wasalammu’alaikum wr.wb”.
“Dasyatnya puisimu adikku, apa ada yang mau mengungkapkan isi hati lagi atas kegiatan yang kemarin?” Tanya Ia lagi
“Tidak ada kak” jawab semua
“Karena tak ada lagi yang akan di ungkapkan akhirnya kami akhiri kegiatan ini, Terima kasih adik-adikku Wassalamu’alaikum wr.wb.” Ucap perpisahan
“Wa’alaikumsalam wr.wb.” jawab kami.
    Setelah 1 minggu aku bersekolah di SMA itu aku banyak memiliki teman dari berbagai kota salah satunya dari kota gudeg yaitu Yogyakarta ia bernama Firdaus Al-Fallah, dia sahabat 1 yang baru Aku kenal di SMA ini. Dia itu sangat baik, sebenarnya Dia lebih mengetahui sekolah ini di bandingkan dengan Aku, dia juga seseorang yang selalu membantuku di saat ada pelajaran yang kurang Aku pahami pada waktu pelajaran Biologi berlangsung Dialah seseorang  yang membantuku
“Gimana, bisa gak?”Tanya yus
“Alhamdulillah Aku bisa ko yus”jawabku
“Baiklah kalau begitu, Mmm………… Istirahat mau ke kantin bareng gak?” Tanya ia lagi
“Insyaallah ya yus, nanti saya usahakan”jawabku.
    Waktu bergulir dengan cepat tak terasa bel istirahat berbunyi di iringi kegembiraan para siswa yang mulai jenuh dengan KBM yang menurut mereka adalah neraka yang mereka rasakan di dunia *meski tak semua siswa*.
Aku berjalan menyusuri kehampaan di koridor dengan beban fikiran yang menggelayut, memikirkan perasaan yang selama ini menghantuiku pada sosok laki-laki yang menampar hatiku sehingga buyar semua konsentrasi ini.
“Astaghfirullah Yus…………..”kagetku, setelah aku mengingat janjiku pada Yus akhirnya Aku segera berlari meninggalkan koridor yang sepi itu menuju keramaian siswa yang memenuhi kantin sekolah. Di tengah perjalanan Aku menabrak seseorang dan itulah ke dua kalinya Aku menabrak  sosok yang  sama.
“Ma..maaf ka, saya tidak sengaja?” maafku
“tidak apa-apa”jawab singkatnya
“Terima kasih ka, Asalamu’alaikum “ Salamku sambil berlari melanjutkan perjalanan yang terhenti sebelum Aku berlari sedikit Aku mendengar jawaban salam darinya, begitu halus dan sangat mengiang-ngiang dalam fikirku. “Astaghfirullah…… Sadar Syifa gak baik mikirin yang bukan mukhrim”ucapku pelan.
Akhirnya sampai juga di kantin, di sudut kanan tepatnya warung mie Aku melihat Yus yang sedang menunggu seseorang akhirnya Aku mendatanginya dengan wajah basah dengan keringat yang membanjiri.
“Asalamu’alaikum, maaf telat tadi saya lupa?” Ucapku
“Wa’alaikumsalam,duduk dulu Fa” jawab Ia dengan mengulurkan sapu tangan yang Ia tawarkan
“Terima kasih, tidak perlu saya punya kok, kamu sudah menunggu lama di sini ya?” Tanyaku
“Tidak, Aku juga baru datang” jawab Ia dengan perasaan kecewa
“Sekali lagi maafkan saya ya, Oh ya sebenarnya ada apa sih kok tumben?”Tanyaku
“Ini bukan waktu yang tepat lebih baik kita makan saja, biar aku yang meneraktir?” tawarnya
“Oke…………. Oke dengan senang hati Aku terima tawaranmu he…………….” Jawabku
“Baiklah” Jawab Ia dengan kecewa.
Sebenarnya apa sih yang akan sahabatku ucapkan itu, Aku begitu bingung meski di luar terlihat biasa saja tapi di fikirku sangat penasaran dengan apa yang akan Ia ucapkan.

    *****************************************************
2 Bulan sudah Aku bersekolah di SMA ini, dan seperti biasa rasa itu belum berubah pada seniorku itu, ka Irham yang membuatku terpesona dengan kesederhanaaan,kebijaksanaan,kebaikan,kepintaran, dan yang paling aku suka adalah dia itu sangat bisa bersikap yang wajar di hadapan perempuan intinya sih pemalu. Subhanallah masih ada ternyata laki-laki seperti itu, ka Irham andai kau tahu rasa yang selama ini Aku pendam. Tapi rasanya Ia tak akan tahu dan tak akan pernah tahu, biarkan rasa ini hanya aku yang rasa.
Seperti biasa di sekolah aku adalah sosok yang jaim dan ceria, tapi  saat di hadapan yus, aku tampil apa adanya dengan sikap teledor,selebor, dan kepolosan ku yang lain.
“Hai,,,,, Yus tugas sudah belum nih?” Tanyaku
“Sudah memang kenapa?”Tanya Ia
“Tak apa, Aku Cuma Tanya saja” Jawabku
“Oh,,,,,,,,,,   Ya sudah Aku mau ke ruang guru dulu” Ucapnya
“Ya” jawabku. Akhir-akhir ini Aku melihat perubahan pada Yus, sekarang Ia seperti menjauhi aku. Entah mengapa Ia seperti menjaga jarak denganku. Apa karena kejadian Aku telat saat bertemu dengannya. Entahlah Aku tidak tahu.
    Waktu bergulir, hamparan waktu seketika meninggalkanku tanpa pamit, Ia tinggalkanku sendiri dalam kehampaan hidup di temani penderitaan yang tiada henti.
1 ,minggu Aku tak tahu kabar Firdaus kemana Ia pergi? Aku kehilangan sosok itu. Di tengah pencarianku tertera nomer baru yang memberikan pesan singkat padaku:
Asalamu’alaikum,
Apa benar ini Syifa?
Jawabanku sangat singkat, Aku hanya menuliskan kata “Ya”, setelah itu Ia membalas smsku:

Maaf ya saya ganggu kamu, saya adalah seseorang yang selama ini memperhatikan kamu

Aku kaget melihat sms itu, siapakah pengirim sms misterius itu? Aku tak menanggapi sms itu, tapi ia selalu mengirim pesan padaku, entah puisi ataukah hanya menanyakan kabarku. Tapi ada satu puisi yang memliki arti mendalam bagiku:

Cinta …….
Entah kapan kau mengerti perasaanku
Andai kau tahu rasaku yang selama ini ku pendam
Andai kau tahu siapa diriku yang sebenarnya
Di sini aku yang menunggumu
Setiap malam wajahmu selalu menghiasi mimpi indahku
Senyummu berikan semangat tuk kulalui hari-hariku
Meski di hadapmu aku hanya seorang pecundang
Tapi aku yakin ini adalah yang terbaik untukmu dan aku

Aku terheran melihat Sms itu, dan aku membalas smsnya,

Sebenarnya kamu siapa? Jika memang kamu adalah sosok yang memperhatikanku seharusnya kamu tidak menyembunyikan identitasmu padaku

Tak berapa lama berselang akhirnya ia membalas smsku:

Jika kamu ingin mengetahui aku, aku tunggu kamu di taman sekolah, pulang sekolah nanti !!!

Setelah aku melihat apa yang Ia beritahukan padaku, serasa ingin cepat Aku melaju untuk hari esok, ingin melihat sebenarnya siapa orang yang selama ini memperhatikanku.

*********************************************************
Mentari pagi pancarkan kehangatan pada tubuhku yang kaku, di bantunya sang Burung berkicau riang memberikan semangat hidup di hari yang cerah ini. Ku ayunkan langkah kaki bersamaan dengan detak jarum yang selalu mengurangi sisa umurku.
“Alhamdulillah sampai juga” Ucapku
“Fa, kamu kemana saja?” Tanya temanku
“Aku baru saja datang” Jawabku
“Kamu tahu tidak kabar tentang Yus?” tanya ia lagi
“Tidak, memang kenapa dengan Yus?” jawabku
“Ia kecelakaan, dan sekarang Ia ada di Rumah sakit Harapan” Beritahunya
“Innalilahi, ya sudah terimakasih kamu telah memberitahu saya” Jawabku.
Kenapa bisa terjadi dan kenapa Yus tak menghubungiku? Saat pelajaran berlangsung aku tidak dapat berkonsentrasi karena Aku memikirkan Yus yang sedang sakit, dalam fikirku berencana untuk menjenguk Ia ke Rumah sakit.
    “Tet……….teet………..tet……………….” Jam pulang pun berbunyi. Aku bergegas menuju rumah sakit harapan untuk menjenguk sahabatku Yus. Dalam perjalanan Aku mengingat sahabatku itu apakah Ia masih sakit ataukah sudah dalam keadaan baik. Aku melihat arlojiku ternyata waktu menunjukan pukul  02.00, Aku percepat langkahku menuju kamar perawatan Yus di kelas melati nomor 11.
“Assalamu’alaikum………..” Salamku
“Wa’alaikumsalam” Jawab seorang pria dengan suara lemahnya, Aku menghampiri suara itu dan Aku melihat seseorang pria dalam keadaan terbaring.
“Yus, gimana keadaan kamu sekarang?”  Tanyaku
“Alhamdulillah sudah mendingan, kamu tahu dari siapa keadaanku ini?” Tanya Ia
“Dari Aisyah, kenapa kamu tidak menghubungiku bahwa kamu itu sakit?” Tanyaku
“Aku tidak mau membuat kamu khawatir” Jawabnya
“Setidaknya aku lebih khawatir saat tidak ada kabar dari kamu”  Jawabku
“Apa kamu menghawatirkan ku, saat aku sakit?” Tanya ia
“Ya, masa aku acuh saat kamu dalam keadaan sakit” jawabku
“Syifa, Apa aku boleh jujur padamu?” Tanya Ia
“Boleh, tidak ada yang melarang kok” Jawabku
“Sebenarnya telah lama aku memendam rasa padamu, rasa yang selama ni membuat aku jauh darimu, karena aku malu apa yang harus aku lakukan untukmu, Syifa Maukah kamu menjadi pacarku?” Tanyanya, hatiku bergetar saat Ia mengutarakan perasaannya padaku
“Masih sempatnya, dalam keadaan sakit kamu bercanda” Jawabku mengalihkan pembicaraan
“Tapi,,,,,” Jawab Ia, belum sempat melanjutkan aku segera bertanya padanya
“Kapan kamu pulang dari Rumah sakit?” Tanyaku
“Insyaallah sekarang, sebentar lagi Ayah menjemputku” Jawab Ia
“Alhamdulillah…………” Ucapku. Tak beberapa lama berselang akhirnya Ayah Yus datang dan Yus pun pulang, tetapi Aku tidak ikut mengantarkan Yus ke rumah karena Aku harus segera pulang,
“Astaghfirullah, janjiku itu” Aku segera berlari menuju ke taman sekolah, dan waktu telah menunjukan pukul 5 sore. Sesampainya di sekolah Aku berlari dan Aku melihat sosok yang tak asing bagiku, Aku mendekatinya dan menyapanya “Assalamu’alaikum………” Ucapku canggung
“Wa’alaikumsalam” Jawab Ia sambil menengok padaku. Aku kaget ternyata di depanku adalah ka Irham, pujaan hati yang selama ini Aku rindukan, apakah benar Ia yang menghubungiku? Hatiku bertanya-tanya.
“Duduk Fa” Ucapnya
“Maaf, ini benar kakak yang menghubungiku” Tanyaku
“Ya Syifa” Jawabnya
“Maaf ka saya telat, kakak pasti telah lama menunggu di sini” Maafku
Ia hanya diam, tak menjawab ucapku, akhirnya suasuna pun hening, tak berapa lama Ia berbicara padaku
“Syifa maafkan kakak yang selama ini tidak jujur padamu” Tanya Ia
“Ya, kak” Ucapku singkat dengan suara yang gugup
“Syifa sekarang sudah sore, tidak sebaiknya kamu pulang” Tanya Ia dengan santun
“Ia kak saya sudah mau pulang” Jawabku
“Kamu pulang naik apa?” Tanya Ia
“Angkot Ka” Jawabku
“Mau kakak antarkan? Supaya kamu tidak menunggu lama angkotnya?” Tawarnya. Dalam hatiku berbisik apa yang harus aku lakukan apa aku harus menerima tawarannya atakah menunggu angkot.
“Saya mau naik angkot saja kak” Jawabku
“Kenapa tidak mau di antar kakak? Kamu takut? Sekarang sudah pukul 17.30, biar Kakak antar saja ya?” Ucapnya
“Apa tidak merepotkan kakak?” Tanyaku
“ tidak” Jawabnya singkat
“ Tidak ada yang marah?” Tanyaku
“Tidak ko” Jawabnya
“Baiklah” Ucapku.
Semilir angin mengibaskan kerudungku di atas motor Kak Irham, begitu canggungnya Aku diantarkan olehnya, dalam hatiku bertanya apakah ini hanya sebuah mimpi ataukah sebuah kenyataan. Tak berapa lama Aku pun sampai di rumah.
“Terima kasih Ka” Ucapku
“Sama-sama, kakak pulang dulu ya” Ucapnya
“Hati-hati ka” Jawabku, Ia hanya tersenyum mendengar ucapku.
    Hari ini begitu indah untukku, semuanya serasa tersusun rapih olehmu ya Rabb. Setelah itu Aku pun mandi dan Sholat maghrib. Tak berapa lama ponselku berbunyi, ternyata ada pesan masuk dari ka Irham

Assalamu’alaikum syifa
Maaf kakak ganggu, kakak mau jujur sama syifa. Kalau sebenarnya kakak menyukai syifa , selama ini kakak diam itu karena kamu, kakak malu dan canggung saat ada di hadapan kamu. Apa kamu mau jadi belahan hati kakak?

Aku kaget dengan ucapnya, apa yang harus Aku jawab sementara itu Aku pun mengingat ucapan Yus sewaktu siang, Ya rabb tuntun hatiku. Aku pun menjawab smsnya”

Wa’alaikumsalam
Maafka Syifa masih belum mau pacaran dahulu, Syifa masih mau memperbanyak teman dulu kak, sekali lagi maaf kak

Tak berapa lama Ia membalas smsku:

Ya kakak mengerti, tapi kakak bolehkan suka ke syifa? Dan sampai kapan kakak harus menunggu syifa?
Apa kakak tidak lelah menunggu seperti itu?,  jawabku
Untuk syifa, apapun akan kakak lakukan, jawabnya

Aku tak menyangka ternyata kak Irham dalam fikirku tak sama dengan kenyataannya. Ia sering kali menghubungiku, tapi Aku jarang menanggapinya. Mulai luntur rasaku padanya karena seorang yang ku harapkan ternyata memiliki sifat yang tak ku harapkan. Aku coba mengujinya dengan sikap acuhku, Aku ingin tahu apakah Ia akan menjauhiku ataukah tidak dan akhirnya ia mengirimkan sebuah pesan singkat yang menurutku memiliki pengertian yang beranggapan bahwa ia telah lelah dengan sikapku ini:


Dan aku pun membalas sms Ia:

Maksudnya apa ka?
Tak ada maksud kakak untuk membuat kamu bingung, Jawab Ia

Aku tak membalas smsnya, dan saat itupun komunikasi kami terputus. Dia tak pernah lagi menghubungiku,

Sesungguhnya Aku rindu padamu
Cinta pertama yang ku rasa saat berjumpa denganmu
Tapi sikapmu buatku tak percaya lagi
Semua sikapmu hanya rayuan belaka
Maaf kini aku tahu maksudmu
Hanya perasaan sesaat yang menyapaku

 Itulah rasa yang merasukiku ketika aku tidak berkomunikasi dengannya lagi, Tapi di saat itu pula aku kembali akrab dengan Yus, Aku sangat senang dapat kembali dekat dengan Yus lagi. Ketika hari sebelum Aku pulang, Yus membuat janji denganku untuk bertemu di taman depan sekolah.
Aku segera bergegas menghampiri Yus, dan tak terasa aku pun terjatuh dan Yus melihat Aku jatuh, Dia segera berlari menghampiriku.
“Kamu, tidak apa-apa Fa?” Ucapnya sambil membersihkan bajuku yang kotor
“Gak apa-apa, Makasih ya” Jawabku seiring Di bantunya Aku untuk berdiri oleh Yus
“Kalau jalan yang hati-hati, nanti kalau ada apa-apa aku yang khawatir” Ucapnya
“Kamu bisa saja, jangan bercanda he……………….” Jawabku, ya hanya tersenyum tipis
Akhirnya Aku dan Yus pun duduk di bangku taman, tak beberapa lama Yus berkata padaku
“Bagaimana jawabanmu atas pertanyaanku yang dulu?” Tanyanya
“Jawaban apa?” Jawabku
“Apa perlu aku ucap yang sama?” Tanya Ia, Aku bingung saat Ia ucapkan itu. Tak berapa lama Ia berjongkok dan mengulurkan tangannya, seraya berucap
“Saya suka kamu! apa kamu mau terima Aku menjadi belahan jiwamu yang berjanji menjagamu setiap waktu?” Ucapnya, Aku begitu kaget ternyata Ia mengucapkan sesuata yang pernah Ia ucapkan di rumah sakit. Dengan tarikan nafas yang panjang dan Aku coba untuk menjawab pertanyaannya. BISMILLAH
“Jujur saya baru menyadari bahwa Aku pun memiliki rasa yang sama tapi maaf Aku tak bisa menjadi belahan jiwamu kini”  Ucapku tertunduk
“Ya Aku sudah tahu akan hal itu tapi, Aku ingin menjagamu meski kamu tak menjadi kekasihku, biarlah aku menjadi penjagamu. Dan sampai kapan aku harus menunggu kamu?” Tanya Ia lagi
“Semua akan tiba pada waktunya” Itulah keputusanku. Biarlah Aku bersahabat dahulu dengannya jika memang Ia jodohku, Ia tak akan pergi ke mana-mana.
“Baiklah Aku akan menunggu dan menjagamu selalu……….” Ucap Ia dan Aku hanya tersenyum malu



***********************************************
SELESAI

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

11 juni 2020

wanita akhir zaman