KAMU
"Pada masa-masa itu, rasanya manis. Namun sekarang sudah tak berasa.
Bagaimana bisa takdir seolah-olah menulis kebetulan-kebetulan yang berulang-ulang."
Biar ku ingat lagi~
Sebelumnya panggil saja diriku dengan 'aku'.
Awal cerita ini dimulai ketika aku tau siapa kamu dan yang masih terlintas jelas dialam sadarku ketika kamu kayuh sepeda keranjangmu dibawah rintik hujan saat itu, dan kalau tak salah ingat jas hujanmu berwarna kuning bukan? -saat itu rasanya biasa, tak ada beda-
***
1 tahun berlalu dan perpisahan itu datang.
Tapi kenapa kabar kabur dari orang-orang malah semakin membuat aku penasaran*tentang kamu*. Dan kamu tau, aku adalah tipikal yang tak bisa tenggelam dalam rasa penasaran. Aku ulik apapun yang bisa aku peroleh tentang kabar dirimu. `Bandung-Yogya hanya tentang jarak saja kan`
Hari berikutnya ku dengar kamu akan berkunjung ke sekolah almamatermu, 'yang artinya sekolahku' ahh semalam mimpi apa aku bisa melihatmu. Tak apa walaupun dari jauh~
*
Saat itu jelas aku lihat punggung seseorang yang aku kenali melintas didepan jendela kelasku, punggung itu semakin tegap namun aga kurus dari sebelumnya. Dan benar saja itu 'kamu'.
Ketika bel istirahat berbunyi buru-buru aku berlari mencari keberadaanmu dimana bersama satu temanku. *Dia rivalku yang bersaing untuk menjadi masa depanmu*
Akhirnya ketemu, di depan ruang TU kamu duduk bercengkrama dengan guru sains favoritmu. Kikuk rasanya, aku dan dia yang dari arah kantin menyusuri sekolah untuk mencarimu menemui ide buntu. Haruskah aku berjalan melewatimu atau aku putar balik? Ah sudahlah dengan sedikit malu aku berjalan. 1, 2 langkah bukkk 'siall' aku tak melihat pintu TU yang terbuka menghalangi jalanku. Selintas aku melihat arahmu dan kamu hanya tersenyum kecil, tambah malu lah aku. Tengok kiri kanan tak menemui dia yang tadinya di sampingku. Akhirnya aku berlari malu karena sadar dia ada di depan kelas 2IPA yang posisinya dibelakangku. (Tidak setia kawan kau dia!)
Jam istirahat hampir habis, aku masih saling menyalahkan dengan dia di depan kelas kami. Ditengah saling menyalahkan antara aku dan dia, kamu melintas didepan ruang BP(letaknya disebrang kelas kami) sedang melangkahkan kaki menuju tempat parkir. Tak ada kompromi sebelumnya, aku dan dia segera berlari ke arah pintu samping sekolah. Kalian tau tujuan kami? Ya, dari jauh kami berdua melihat kamu pulang. Bukan dengan sepeda keranjang yang dulu biasa kamu bawa, tapi sekarang sepeda yang bermesin.
***
Waktu berlalu cepat..
Aku sedikit lebih unggul dari dia ketika mencari tau tentang kabarmu, saat itu facebook sedang jadi media sosial yang disenangi remaja seusiaku. Dan aku berterima kasih kepada mark zuckerberg yang sudah memudahkan aku mencari kabar tentang kamu :)
"Kalau kita adu antara cahaya, bunyi, dan waktu. Siapakah yg menjadi pemenang tentang cepatnya ia berlalu?"
Beberapa waktu terlewat karena kesibukanku di dunia baru, pembelajaran baru, cerita baru dan tentunya tempat baru. Ya, aku sudah di sekolah tinggi. Yang katanya masa-masa tak terlupakan untuk sebagian orang~
Kamu tau semuanya sudah berubah, kecuali satu. Rasa penasaranku tentang kamu.
Tak ada yang aku tak tau tentang alat penyambung kabar milikmu, oh iya dizamanku sekarang media sosial bukan hanya facebook. Instagram, twitter, whatsapp, tumblr, blog, path,dll. Aku sampai pusing mencari detail masing-masing akunmu. Tapi tak ada yang sia-sia tentang sebuah usaha, karena semua akunmu telah terlacak dan itu kesuksesan besar buatku.
"Kabarmu cukup terwakili dari unggahan-unggahanmu, walau sering kali aku tau dari unggahan kawanmu. Tapi itu sudah cukup membuat aku seperti orang gila, yang tersenyum kecil bahkan tertawa hanya dengan menatap layar handphoneku"
Mungkin diam-diam kamu pun tau, ada penguntit besar yang hadir dalam hidupmu. Dimana selalu menyukai unggahanmu, walaupun hanya status direct dari aplikasi langgananmu.
Suatu ketika pernah aku mengunggah:
"Kesederhanaanmu membuatku menaruh hati"
Tak berselang lama, muncul notifikasi dalam handphoneku. Dan kamu tau? Saat itu aku hanya bisa menahan rasa bahagiaku yang ingin sekali teriak, namun tertahan karena saat itu aku sedang di dalam kelas.
"Statusmu bagus"
Gilaa, hanya 2 kata itu bisa membuat mood hari itu penuh bunga. Aku selalu tersenyum sendiri seharian itu. Bingung juga harus aku jawab apa, sesaat kepercayaan diriku hilang ketika itu dan "terima kasih" adalah jawabku.
2 tahun aku berusaha mencari kabarmu tapi kesempatan emas itu hanya ku balas dengan dua kata.
Ahh sudah, percakapan itu sudah berakhir. Tak akan ada balasan lagi dari kamu-
Setelah aku fikir lagi itu lah kebetulan pertamaku tentang kamu.
Bagaimana bisa takdir seolah-olah menulis kebetulan-kebetulan yang berulang-ulang."
Biar ku ingat lagi~
Sebelumnya panggil saja diriku dengan 'aku'.
Awal cerita ini dimulai ketika aku tau siapa kamu dan yang masih terlintas jelas dialam sadarku ketika kamu kayuh sepeda keranjangmu dibawah rintik hujan saat itu, dan kalau tak salah ingat jas hujanmu berwarna kuning bukan? -saat itu rasanya biasa, tak ada beda-
***
1 tahun berlalu dan perpisahan itu datang.
Tapi kenapa kabar kabur dari orang-orang malah semakin membuat aku penasaran*tentang kamu*. Dan kamu tau, aku adalah tipikal yang tak bisa tenggelam dalam rasa penasaran. Aku ulik apapun yang bisa aku peroleh tentang kabar dirimu. `Bandung-Yogya hanya tentang jarak saja kan`
Hari berikutnya ku dengar kamu akan berkunjung ke sekolah almamatermu, 'yang artinya sekolahku' ahh semalam mimpi apa aku bisa melihatmu. Tak apa walaupun dari jauh~
*
Saat itu jelas aku lihat punggung seseorang yang aku kenali melintas didepan jendela kelasku, punggung itu semakin tegap namun aga kurus dari sebelumnya. Dan benar saja itu 'kamu'.
Ketika bel istirahat berbunyi buru-buru aku berlari mencari keberadaanmu dimana bersama satu temanku. *Dia rivalku yang bersaing untuk menjadi masa depanmu*
Akhirnya ketemu, di depan ruang TU kamu duduk bercengkrama dengan guru sains favoritmu. Kikuk rasanya, aku dan dia yang dari arah kantin menyusuri sekolah untuk mencarimu menemui ide buntu. Haruskah aku berjalan melewatimu atau aku putar balik? Ah sudahlah dengan sedikit malu aku berjalan. 1, 2 langkah bukkk 'siall' aku tak melihat pintu TU yang terbuka menghalangi jalanku. Selintas aku melihat arahmu dan kamu hanya tersenyum kecil, tambah malu lah aku. Tengok kiri kanan tak menemui dia yang tadinya di sampingku. Akhirnya aku berlari malu karena sadar dia ada di depan kelas 2IPA yang posisinya dibelakangku. (Tidak setia kawan kau dia!)
Jam istirahat hampir habis, aku masih saling menyalahkan dengan dia di depan kelas kami. Ditengah saling menyalahkan antara aku dan dia, kamu melintas didepan ruang BP(letaknya disebrang kelas kami) sedang melangkahkan kaki menuju tempat parkir. Tak ada kompromi sebelumnya, aku dan dia segera berlari ke arah pintu samping sekolah. Kalian tau tujuan kami? Ya, dari jauh kami berdua melihat kamu pulang. Bukan dengan sepeda keranjang yang dulu biasa kamu bawa, tapi sekarang sepeda yang bermesin.
Waktu berlalu cepat..
Aku sedikit lebih unggul dari dia ketika mencari tau tentang kabarmu, saat itu facebook sedang jadi media sosial yang disenangi remaja seusiaku. Dan aku berterima kasih kepada mark zuckerberg yang sudah memudahkan aku mencari kabar tentang kamu :)
"Kalau kita adu antara cahaya, bunyi, dan waktu. Siapakah yg menjadi pemenang tentang cepatnya ia berlalu?"
Beberapa waktu terlewat karena kesibukanku di dunia baru, pembelajaran baru, cerita baru dan tentunya tempat baru. Ya, aku sudah di sekolah tinggi. Yang katanya masa-masa tak terlupakan untuk sebagian orang~
Kamu tau semuanya sudah berubah, kecuali satu. Rasa penasaranku tentang kamu.
Tak ada yang aku tak tau tentang alat penyambung kabar milikmu, oh iya dizamanku sekarang media sosial bukan hanya facebook. Instagram, twitter, whatsapp, tumblr, blog, path,dll. Aku sampai pusing mencari detail masing-masing akunmu. Tapi tak ada yang sia-sia tentang sebuah usaha, karena semua akunmu telah terlacak dan itu kesuksesan besar buatku.
"Kabarmu cukup terwakili dari unggahan-unggahanmu, walau sering kali aku tau dari unggahan kawanmu. Tapi itu sudah cukup membuat aku seperti orang gila, yang tersenyum kecil bahkan tertawa hanya dengan menatap layar handphoneku"
Mungkin diam-diam kamu pun tau, ada penguntit besar yang hadir dalam hidupmu. Dimana selalu menyukai unggahanmu, walaupun hanya status direct dari aplikasi langgananmu.
Suatu ketika pernah aku mengunggah:
"Kesederhanaanmu membuatku menaruh hati"
Tak berselang lama, muncul notifikasi dalam handphoneku. Dan kamu tau? Saat itu aku hanya bisa menahan rasa bahagiaku yang ingin sekali teriak, namun tertahan karena saat itu aku sedang di dalam kelas.
"Statusmu bagus"
Gilaa, hanya 2 kata itu bisa membuat mood hari itu penuh bunga. Aku selalu tersenyum sendiri seharian itu. Bingung juga harus aku jawab apa, sesaat kepercayaan diriku hilang ketika itu dan "terima kasih" adalah jawabku.
2 tahun aku berusaha mencari kabarmu tapi kesempatan emas itu hanya ku balas dengan dua kata.
Ahh sudah, percakapan itu sudah berakhir. Tak akan ada balasan lagi dari kamu-
Setelah aku fikir lagi itu lah kebetulan pertamaku tentang kamu.
Komentar
Posting Komentar